REVOLUSI TURKI
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Posisi
geografi Turki yang terletak dia antara dua benua berbeda yaitu Asia dan Eropa,
merupakan sebuah keunikan sekaligus posisi yang strategis. Ini menjadikan Turki
sebagai jembatan antara Timur dan Barat. Peradaban Islam yang dianut Turki
sebelum tersentuh dunia Barat menjadikan Sultan sebagai khalifah. Artinya
sebagai pemimpin negara, sekaligus juga memegang jabatan sebagai pemimpin
agama. Kekhalifahan Turki Usmani didukung oleh kekuatan ulama (Syeikhul Islam)
sebagai pemegang hukum syariah dan kekuatan tentara, yang dikenal dengan
sebutan tentara Janisssari.
Pengertian dari revolusi itu sendiri adalah perubahan radikal dan fundamental dalam tata kehidupan secara cepat.
Umumnya, revolusi ditandai dengan
penggulingan kekuasaan
dan sering berdarah-darah akibat konflik kekerasan yang ditimbulkan antara dua kekuatan yang bertahan
dan berusaha saling menjatuhkan.
Seperti halnya revolusi
yang terjadi di Turki, yang pada awalnya sistem pemerintahannya berbentuk
kekhaliahan Turki Usmani diubah menjadi negara sekuler, modern dan nasionalis.
Revolusi Turki terjadi di bawah pimpinan Mustafa Kemal pada tahun 1919-1923. Ia
ingin menjadikan negara Turki berkiblat
pada beradaban Barat yang pada saat itu sangat maju. Kerena dipandang barat
lebih maju, maka Turki ingin mengadopsi semua hal yang dilakukan Barat dalam
segala hal.
2.
Rumusan Masalah
a.
Kenapa Revolusi Turki bisa
terjadi apa sebabnya?
b.
Siapakah sebenarnya
Mustafa Kemal itu dan bagaimana pemikiranya setelah revolusi Turki?
c.
Apakah ada campur tangan
dari Yahudi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mustafa Kemal Ataturk
Mutafa Kemal adalah orang pertama yang menciptakan Turki
Modren dan atas jasanya, ia mendapat gelar Ataturk (Bapak Turki). Ia lahir di
Salonika pada tahun 1881.[1]
Pada awalnya Mustafa, atas desakan ibunya dimasukkan di madrasah, akan tetapi
ia tidak betah dan sering melawan guru. ia kemudian masuk di SD modren.
selanjutnya masuk sekolah militer menengah atas usaha sendiri. Setelah lulus ia
melanjutkan sekolah Latihan Militer di Monastir. Pada tahun 1899, ia masuk
Sekolah Tinggi Militer di Istambul dan diangkat menjadi Kapten.
Semasa studi di Istambul Mustafa Kemal membentuk
perkumpulan-perkumpulan rahasia dari kalangan politis dan kalangan pemuda di
sekolah-sekolah militer, ini terjadi sebagai protes dari meluasnya kekuasaan
absolut Sultan Abdul Hamid.[2]
B. Pemikiran Mustafa Kemal Ataturk
Dalam pemikiran pembaharuan Mustafa Kemal tidak saja
dipengaruhi oleh nasionalis Turki saja, tetapi juga oleh ide golongan Barat. Turki
dapat maju hanya dengan meniru Barat. Setelah Turki menjadi negara sekuler,
pejuangan Mustafa Kemal baru mulai, yaitu perjauangan untuk memperoleh dan
mewujudkan peradapan Barat di Turki. Menurut Ahmed Agouglu, seorang pengikut
Mustafa Kemal, dalam segala aktifitas kehidupan diatur oleh agama inilah yang
menjadikan kemunduran Islam, sebaliknya di Barat sekuralisasilah yang menjadikan
peradapan yang tinggi itu. Jika rakyat Turki ingin mempuyai peradaban yang
tinggi harus dilakukan sekularisasi terhadap pandangan keagamaan.[3]
Sekularisme dan nasionalisme tentu saja
merupakan ciri khas ideologi Turki Muda paling tidak sejak tahun 1913. Pada
tahun 1930-an sekularisme dan nasionalisme ini bermakna ekstrem. Sekularisme
diinterpretasikan bukan saja sebagai pemisahan antara agama dan negara, tetapi
juga sebagai penyingkiran agama dari kehidupan publik dan tegaknya pengawasan
negara atas institusi-institusi keagaman masih ada. Satu bentuk ekstrem
nasionalisme, dengan mitos-mitos historis yang menyertainya dimanfaatkan
sebagai alat utama dalam pembinaan identitas nasional baru, dan hal demikian
ini dimaksudkan untuk mengambil alih kedudukan agama dalam banyak hal.
Penghapusan kesultanan dan kekhalifahan, proklamasi republik dan
pemberlakuan konstitusi baru di tahun 1922-1924 adalah tahap-tahap terakhir
sekularisasi negara, yang ditutup dengan dihapusnya ketentuan yang menyatakan
Islam sebagai agama resmi Turki dalam konstitusi tahun 1928.
Westernisme, sekularisasi, dan nasionalisme itulah yang
jadi dasar pembaharuan Mutafa Kemal. Sekularisasi dalam pemerintahan harus
diadakan, dan pemerintahan harus dipisahkan dari agama.[4] Ada
tiga bidang yang bisa dicermati dalam dorongan sekularis yang merupakan unsur
paling menonjol dari reformasi Kemalis. Pertama, adalah sekularisasi negara,
pendidikan, dan hukum, yaitu berupa serangan terhadap pusat-pusat kekuatan
tradisional ulama yang sudah melembaga. Kedua, adalah serangan terhadap
simbol-simbol peradaban Eropa. Ketiga, adalah sekularisasi kehidupan sosial dan
serangan terhadap Islam yang dianut rakyatnya.[5]
Kebijakan-kebijakan pembaharuan yang dilakukan oleh
Mustafa Kemal antara lain sebagai berikut:
1.
Hukum syariat dalam soal
perkawinan digantikan oleh hukum Swiss. Wanita mendapat hak ceria yang sama
dengan kaum pria.
2.
Madrasah-madrasah ditutup
dan diganti sekolah umum. pendidikan agama ditaidakan.
3.
Pakaian keagamaan tidak
diperbolehkan dan harus mengenakan pakain Barat, baik pria maupun wanita.
4.
Al-Qur’an diterjemahkan
dalam bahasa Turki. Khotbah Jumat harus memakai bahasa Turki. Dan azan memakai
bahasa Turki pada tahun 1931.[6]
C. Hubungan Mustafa Kemal dan Yahudi
Mustafa merupakan
seorang agen atau kaki tangan Yahudi Internasional yang disusupkan ke dalam
militer Turki sehingga dia menjadi seorang jenderal untuk menghancurkan
kekhalifahan Islam Turki Utsmaniyah yang menolak menyerahkan Al-Quds kepada
Zionis-Yahudi. Lewat konspirasi Yahudi Internasional inilah, Kekhalifahan Turki
Utsmaniyah akhirnya hancur pada tanggal 3 Maret 1924, hanya 27 tahun setelah
Kongres Zionis Internasional pertama.
Saat berkuasa, Mustafa
Kemal mencerminkan seorang Yahudi asli yang sangat membanci agama. Pernah suatu
hari saat berkuasa, setelah melarang adzan menggunakan bahasa Arab dan hanya
diperbolehkan berbahasa Turki, Mustafa Kamal melewati suatu masjid yang masih
mempergunakan adzan dengan bahasa Arab, seketika itu juga dirinya merobohkan
masjid itu. Peamakaian topi, barang siapa yang tidak mau menuruti perintahnya
memakai topi, orang itu akan dihukum gantung. Hasilnya, banyak lelaki Turki
yang digantung di tiang-tiang gantungan yang sengaja dibuat di
lapangan-lapangan kantor pemerintahan.
Bagi yang ingin mengetahui
lebih jauh tentang kejahatan-kejahatan orang yang oleh Barat disebut sebagai “Bapak
Turki Modern” ini, ada dua buku karya Dr. Abdullah ‘Azzam yang saya
rekomendasikan yakni ‘Al Manaratul Mafqudah’ (Majalah
al Jihad, Pakistan, 1987) dan ‘Hidmul Khilafah wa bina-uha’ (Markaz
Asy-Syahid Azzam Al-I’laamii, Pakistan).
Di dalam buku pertama yang
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Abdullah ‘Azam memaparkan
kejadian sakitnya Mustafa Kamal menjelang sakaratul mautnya yang
sungguh-sungguh mengerikan. Abdullah
‘Azzam menulis, “…Mustafa Kamal terserang penyakit dalam (sirrosis hepatitis)
disebabkan alkohol yang terkandung dalam khamr. Cairan berkumpul di perutnya
secara kronis. Ingatannya melemah, darah mulai mengalir dari hidungnya tanpa
henti. Dia juga terserang penyakit kelamin (GO), akibat amat sering berbuat
maksiat.
Majalah Al Mujtama’ Kuwait pada tanggal 25
Desember 1978 edisi 425-426 memuat sebuah dokumen rahasia tentang peranan dan
konspirasi kaum Yahudi di dalam menumbangkan kekhalifahan Turki Utsmaniyyah.
Dokumen ini berasal dari sebuah surat yang ditulis Dutabesar Inggris di
Konstantinopel, Sir Gebrar Lother, kepada Menteri Luar Negeri Inggris Sir C
Harving pada tanggal 29 Mei 1910. Dalam dokumen tersebut dipaparkan secara
rinci bagaimana kaum Freemason melakukan penyusupan ke berbagai sektor vital
pemerintahan Turki untuk mengakhiri kekuasaan Sultan Abdul Hamid II dan mengangkat
Mustafa Kamal Ataturk, untuk menghapuskan kekhalifahan Islam di Turki. Bahkan
kaum Mason Turki ini berhasil masuk dalam lingkaran pertama Sultan Abdul Hamid
II sehingga banyak kebijakan-kebijakannya yang disabot atau disalahgunakan.[7]
BAB III
KESIMPULAN
Dalam Revolusi Turki ini memang terjadi pro dan kontra.
Ada yang menganggap Mustafa Kemal itu sebagai “Bapak Turki” akan tetapi ada
yang mengatakan bahwa dia “Penghancu Turki”. Sejarah yang sebenarnya masih jadi
pertanyaan, apakah seperti itu adanya atau ada sejarah yang mungkin
disembunyikan.
Mungkin sejarah tentang Revolusi Turki ini hampir sama
dengan sejarah presiden kedua Indonesia yaitu Soeharto, yang disebut-sebut
sebagai “Bapak Pembangunan” atau “Guru Bangsa”, padahal seharusnya dia disebut
sebagai “Bapak Penghancur Indonesia”. Fakta sejarah sebenarnya sudah bisa
dianalilis akan tetapi untuk mencari sebuah kebenaran harus ada bukti nyata
yaitu dokumen. Sampai sekarang dokumen-dokumen penting itu masih belum bisa
ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
Harun Nasution. 2003. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta :
Bulan Bintang.
http://alfiansyafril.wordpress.com/2010/01/19/perubahan-ideologi-keislaman-negara-turki-ke-arah-ideologi-liberal-barat/#more-221
di unduh 15/04/13
http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/siapa-sebenarnya-mustafa kemal-attaturk.htm#.UXG_OKKQVwI diunduh
19/04/13
[1] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam “Sejarah Pemikiran
dan Gerakan”, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hlm.134
[5] http://alfiansyafril.wordpress.com/2010/01/19/perubahan-ideologi-keislaman-negara-turki-ke-arah-ideologi-liberal-barat/#more-221
di unduh 15/04/13
[6] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam “Sejarah Pemikiran
dan Gerakan”, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hlm.143-144
[7] http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/siapa-sebenarnya-mustafa-kemal-attaturk.htm#.UXG_OKKQVwI
diunduh 19/04/13