Rabu, 22 Oktober 2014



REVOLUSI TURKI
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Posisi geografi Turki yang terletak dia antara dua benua berbeda yaitu Asia dan Eropa, merupakan sebuah keunikan sekaligus posisi yang strategis. Ini menjadikan Turki sebagai jembatan antara Timur dan Barat. Peradaban Islam yang dianut Turki sebelum tersentuh dunia Barat menjadikan Sultan sebagai khalifah. Artinya sebagai pemimpin negara, sekaligus juga memegang jabatan sebagai pemimpin agama. Kekhalifahan Turki Usmani didukung oleh kekuatan ulama (Syeikhul Islam) sebagai pemegang hukum syariah dan kekuatan tentara, yang dikenal dengan sebutan tentara Janisssari.
Pengertian dari revolusi itu sendiri adalah perubahan radikal dan fundamental dalam tata kehidupan secara cepat. Umumnya, revolusi ditandai dengan penggulingan kekuasaan dan sering berdarah-darah akibat konflik kekerasan yang ditimbulkan antara dua kekuatan yang bertahan dan berusaha saling menjatuhkan.
Seperti halnya revolusi yang terjadi di Turki, yang pada awalnya sistem pemerintahannya berbentuk kekhaliahan Turki Usmani diubah menjadi negara sekuler, modern dan nasionalis. Revolusi Turki terjadi di bawah pimpinan Mustafa Kemal pada tahun 1919-1923. Ia ingin menjadikan negara Turki  berkiblat pada beradaban Barat yang pada saat itu sangat maju. Kerena dipandang barat lebih maju, maka Turki ingin mengadopsi semua hal yang dilakukan Barat dalam segala hal.
2.      Rumusan Masalah
a.       Kenapa Revolusi Turki bisa terjadi apa sebabnya?
b.      Siapakah sebenarnya Mustafa Kemal itu dan bagaimana pemikiranya setelah revolusi Turki?
c.       Apakah ada campur tangan dari Yahudi?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Mustafa Kemal Ataturk
Mutafa Kemal adalah orang pertama yang menciptakan Turki Modren dan atas jasanya, ia mendapat gelar Ataturk (Bapak Turki). Ia lahir di Salonika pada tahun 1881.[1] Pada awalnya Mustafa, atas desakan ibunya dimasukkan di madrasah, akan tetapi ia tidak betah dan sering melawan guru. ia kemudian masuk di SD modren. selanjutnya masuk sekolah militer menengah atas usaha sendiri. Setelah lulus ia melanjutkan sekolah Latihan Militer di Monastir. Pada tahun 1899, ia masuk Sekolah Tinggi Militer di Istambul dan diangkat menjadi Kapten.
Semasa studi di Istambul Mustafa Kemal membentuk perkumpulan-perkumpulan rahasia dari kalangan politis dan kalangan pemuda di sekolah-sekolah militer, ini terjadi sebagai protes dari meluasnya kekuasaan absolut Sultan Abdul Hamid.[2]

B.     Pemikiran Mustafa Kemal Ataturk
Dalam pemikiran pembaharuan Mustafa Kemal tidak saja dipengaruhi oleh nasionalis Turki saja, tetapi juga oleh ide golongan Barat. Turki dapat maju hanya dengan meniru Barat. Setelah Turki menjadi negara sekuler, pejuangan Mustafa Kemal baru mulai, yaitu perjauangan untuk memperoleh dan mewujudkan peradapan Barat di Turki. Menurut Ahmed Agouglu, seorang pengikut Mustafa Kemal, dalam segala aktifitas kehidupan diatur oleh agama inilah yang menjadikan kemunduran Islam, sebaliknya di Barat sekuralisasilah yang menjadikan peradapan yang tinggi itu. Jika rakyat Turki ingin mempuyai peradaban yang tinggi harus dilakukan sekularisasi terhadap pandangan keagamaan.[3]
Sekularisme dan nasionalisme tentu saja merupakan ciri khas ideologi Turki Muda paling tidak sejak tahun 1913. Pada tahun 1930-an sekularisme dan nasionalisme ini bermakna ekstrem. Sekularisme diinterpretasikan bukan saja sebagai pemisahan antara agama dan negara, tetapi juga sebagai penyingkiran agama dari kehidupan publik dan tegaknya pengawasan negara atas institusi-institusi keagaman masih ada. Satu bentuk ekstrem nasionalisme, dengan mitos-mitos historis yang menyertainya dimanfaatkan sebagai alat utama dalam pembinaan identitas nasional baru, dan hal demikian ini dimaksudkan untuk mengambil alih kedudukan agama dalam banyak hal.
Penghapusan kesultanan dan kekhalifahan, proklamasi republik dan pemberlakuan konstitusi baru di tahun 1922-1924 adalah tahap-tahap terakhir sekularisasi negara, yang ditutup dengan dihapusnya ketentuan yang menyatakan Islam sebagai agama resmi Turki dalam konstitusi tahun 1928.
Westernisme, sekularisasi, dan nasionalisme itulah yang jadi dasar pembaharuan Mutafa Kemal. Sekularisasi dalam pemerintahan harus diadakan, dan pemerintahan harus dipisahkan dari agama.[4] Ada tiga bidang yang bisa dicermati dalam dorongan sekularis yang merupakan unsur paling menonjol dari reformasi Kemalis. Pertama, adalah sekularisasi negara, pendidikan, dan hukum, yaitu berupa serangan terhadap pusat-pusat kekuatan tradisional ulama yang sudah melembaga. Kedua, adalah serangan terhadap simbol-simbol peradaban Eropa. Ketiga, adalah sekularisasi kehidupan sosial dan serangan terhadap Islam yang dianut rakyatnya.[5]
Kebijakan-kebijakan pembaharuan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal antara lain sebagai berikut:
1.      Hukum syariat dalam soal perkawinan digantikan oleh hukum Swiss. Wanita mendapat hak ceria yang sama dengan kaum pria.
2.      Madrasah-madrasah ditutup dan diganti sekolah umum. pendidikan agama ditaidakan.
3.      Pakaian keagamaan tidak diperbolehkan dan harus mengenakan pakain Barat, baik pria maupun wanita.
4.      Al-Qur’an diterjemahkan dalam bahasa Turki. Khotbah Jumat harus memakai bahasa Turki. Dan azan memakai bahasa Turki pada tahun 1931.[6]

C.    Hubungan Mustafa Kemal dan Yahudi
            Mustafa merupakan seorang agen atau kaki tangan Yahudi Internasional yang disusupkan ke dalam militer Turki sehingga dia menjadi seorang jenderal untuk menghancurkan kekhalifahan Islam Turki Utsmaniyah yang menolak menyerahkan Al-Quds kepada Zionis-Yahudi. Lewat konspirasi Yahudi Internasional inilah, Kekhalifahan Turki Utsmaniyah akhirnya hancur pada tanggal 3 Maret 1924, hanya 27 tahun setelah Kongres Zionis Internasional pertama.
            Saat berkuasa, Mustafa Kemal mencerminkan seorang Yahudi asli yang sangat membanci agama. Pernah suatu hari saat berkuasa, setelah melarang adzan menggunakan bahasa Arab dan hanya diperbolehkan berbahasa Turki, Mustafa Kamal melewati suatu masjid yang masih mempergunakan adzan dengan bahasa Arab, seketika itu juga dirinya merobohkan masjid itu. Peamakaian topi, barang siapa yang tidak mau menuruti perintahnya memakai topi, orang itu akan dihukum gantung. Hasilnya, banyak lelaki Turki yang digantung di tiang-tiang gantungan yang sengaja dibuat di lapangan-lapangan kantor pemerintahan.
            Bagi yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kejahatan-kejahatan orang yang oleh Barat disebut sebagai “Bapak Turki Modern” ini, ada dua buku karya Dr. Abdullah ‘Azzam yang saya rekomendasikan yakni ‘Al Manaratul Mafqudah’ (Majalah al Jihad, Pakistan, 1987) dan ‘Hidmul Khilafah wa bina-uha’ (Markaz Asy-Syahid Azzam Al-I’laamii, Pakistan).
            Di dalam buku pertama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Abdullah ‘Azam memaparkan kejadian sakitnya Mustafa Kamal menjelang sakaratul mautnya yang sungguh-sungguh mengerikan. Abdullah ‘Azzam menulis, “…Mustafa Kamal terserang penyakit dalam (sirrosis hepatitis) disebabkan alkohol yang terkandung dalam khamr. Cairan berkumpul di perutnya secara kronis. Ingatannya melemah, darah mulai mengalir dari hidungnya tanpa henti. Dia juga terserang penyakit kelamin (GO), akibat amat sering berbuat maksiat.
            Majalah Al Mujtama’ Kuwait pada tanggal 25 Desember 1978 edisi 425-426 memuat sebuah dokumen rahasia tentang peranan dan konspirasi kaum Yahudi di dalam menumbangkan kekhalifahan Turki Utsmaniyyah. Dokumen ini berasal dari sebuah surat yang ditulis Dutabesar Inggris di Konstantinopel, Sir Gebrar Lother, kepada Menteri Luar Negeri Inggris Sir C Harving pada tanggal 29 Mei 1910. Dalam dokumen tersebut dipaparkan secara rinci bagaimana kaum Freemason melakukan penyusupan ke berbagai sektor vital pemerintahan Turki untuk mengakhiri kekuasaan Sultan Abdul Hamid II dan mengangkat Mustafa Kamal Ataturk, untuk menghapuskan kekhalifahan Islam di Turki. Bahkan kaum Mason Turki ini berhasil masuk dalam lingkaran pertama Sultan Abdul Hamid II sehingga banyak kebijakan-kebijakannya yang disabot atau disalahgunakan.[7]











BAB III
KESIMPULAN
            Dalam Revolusi Turki ini memang terjadi pro dan kontra. Ada yang menganggap Mustafa Kemal itu sebagai “Bapak Turki” akan tetapi ada yang mengatakan bahwa dia “Penghancu Turki”. Sejarah yang sebenarnya masih jadi pertanyaan, apakah seperti itu adanya atau ada sejarah yang mungkin disembunyikan.
            Mungkin sejarah tentang Revolusi Turki ini hampir sama dengan sejarah presiden kedua Indonesia yaitu Soeharto, yang disebut-sebut sebagai “Bapak Pembangunan” atau “Guru Bangsa”, padahal seharusnya dia disebut sebagai “Bapak Penghancur Indonesia”. Fakta sejarah sebenarnya sudah bisa dianalilis akan tetapi untuk mencari sebuah kebenaran harus ada bukti nyata yaitu dokumen. Sampai sekarang dokumen-dokumen penting itu masih belum bisa ditemukan.




DAFTAR PUSTAKA
Harun Nasution. 2003. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta : Bulan Bintang.
http://alfiansyafril.wordpress.com/2010/01/19/perubahan-ideologi-keislaman-negara-turki-ke-arah-ideologi-liberal-barat/#more-221 di unduh 15/04/13
http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/siapa-sebenarnya-mustafa kemal-attaturk.htm#.UXG_OKKQVwI diunduh 19/04/13



[1] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam “Sejarah Pemikiran dan Gerakan”, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hlm.134
[2] Ibid., hlm.135
[3] Ibid., hlm.139-140
[4] Ibid., hlm.141
[5] http://alfiansyafril.wordpress.com/2010/01/19/perubahan-ideologi-keislaman-negara-turki-ke-arah-ideologi-liberal-barat/#more-221 di unduh 15/04/13
[6] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam “Sejarah Pemikiran dan Gerakan”, (Jakarta : Bulan Bintang, 2003), hlm.143-144
[7] http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/siapa-sebenarnya-mustafa-kemal-attaturk.htm#.UXG_OKKQVwI diunduh 19/04/13