Rabu, 19 Februari 2014

BIOGRAFI K.H. SAHAL MAHFUDZ KAJEN, MARGOYOSO, PATI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
K.H. Sahal Mahfud adalah satu dari sekian banyak orang yang memiliki kelebihan kecerdasan berfikir. Sejak kecil Kyai Sahal sudah gemar membaca, maka tidak heran bila dia banyak menguasai berbagai bidang ilmu pengetahun. Kyai Sahal juga memiliki dua orang guru yang sangat mempengaruhi pemikirannya, mereka adalah: KH. Mahfud (ayahnya sendiri) dan KH. Abdullah Salam (paman). Yang paling menarik adalah KH. Sahal Mahfud meliliki jalur nasab dengan Syeh Ahmad Mutamakkin Kajen-Pati.
Pondok Pesantren tidak bisa dilepaskan dari kehidupan KH. Sahal Mahfud, karena disanalah tempat beliau mencari ilmu dan sekaligus sebagai tempat pengabdiannya pada pesantren. Pengetahuan tentang hukum fiqih dan ilmu pengetahuan yang lain tidak diragukan lagi, karya dan pemikirannya sudah banyak yang memakai pendapat Kyai Sahal. Dalam pesantren ada istilah, semangat tafaqquh (memperdalam pengetahuan hukum agama) dan semangat tawarru’ (bermoral luhur).
Buah jatuh tidak jauh dari pohonya, mungkin pribahasa ini sesuai dengan apa yang dialami kyai Sahal. Ini terbukti KH. Mahfud ayah dari kyai Sahal yang pada masa hidupnya adalah sebagai ulama yang disegani oleh banyak orang, karena dia orang yang cerdas, tegas dan peka terhadap persoalan sosial. Setelah Kyai Mahfudz meninggal, Kyai Sahal kemudian diasuh dan dididik oleh KH. Abdullah Salam, beliau adalah orang yang mendalami tasawuf dan juga orang yang berjiwa sosial tinggi. Dalam melakukan sesuatu ada nilai transendental yang diajarkan tidak hanya dilihat dari segi materi. KH. Abdullah Salam juga dikenal sebagai orang yang tegas, cerdas, wira’i, muru’ah, dan murah hati.
Kyai Sahal mempunyai minat baca yang sangat tinggi, meskipun Kyai Sahal orang pesantren bacaannya cukup beragam, diantaranya tentang psikologi, filsafat, novel detektif,  dan  yang menjadi bacaan favoritnya adalah buku tentang agama.
B.     Batasan dan Rumusan Masalah
Fokus kajian dalam penelitian ini adalah biografi. dalam kajian ini dijelaskan secara lengkap kehidupan seorang tokoh sejak kecil samapai sekarang. Tidak hanya itu, semua jasa, karya, dan segalah hal yang dilakukan oleh tokoh tersebut juga dijelaskan. Untuk mengetahui lebih dalam dan detail tentang KH. Sahal Mahfudz maka kami akan mencoba mengungkap hal-hal yang belum diketahui atau belum pernah ada penelitian. Terhadap pokok permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan masalah penelitian ialah sebagai berikut :
1.      Bagaimana latar belakang keluarganya dan pendidikan K.H. Sahal Mahfudz itu?
2.      Bagaiman pemikiran dan aktifitas Kiyai Sahal Mahfudz?
C.    Metodologi Sejarah
1.      Kerangka Teoretik
Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini menurut peneliti adalah peranan sosial yang dikemukakan Erving Goffman. Menurut teori ini, peran sosial adalah salah satu konsep sosiologi yang paling sentral yang didefinisikan dalam pengertian pola-pola atau norma-norma perilaku yang diharapkan dari orang yang menduduki posisi tertentu dalam struktur sosial.[1]
2.      Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan biografi, yaitu pendekatan yang berusaha memahami dan mendalami kepribadian KH. Sahal Mahfud berdasarkan latar belakang lingkungan sosial kultural di mana tokoh tersebut dibesarkan, bagaimana proses pendidikan yang dialami, watak-watak yang ada di sekitarnya.[2]



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi K.H. Sahal Mahfud
K.H. Sahal Mahfudz nama lengkapnya adalah Muhammad Ahmad Sahal bin Mahfud bin Abd. Salam Al-Hajaini, beliau lebih dikenal dengan panggilan Kyai Sahal. Lahir dari pasangan KH Mahfud dan Hj. Badi’ah, pada tanggal 17 Desember 1937 di Desa Kajen, kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.[3] Kyai Sahal merupakan anak ketiga dari emam bersaudara, yang dari kelima saudaranya menjadi orang yang terpandang semua.
Saudara Kyai Sahal yang berjumlah lima orang yaitu, M. Hasyim, Hj. Muzayyanah (istri KH. Mansyur Pengasuh PP An-Nur Lasem), Salamah (istri KH. Mawardi, pengasuh PP Bugel-Jepara, kakak istri KH. Abdullah Salam), Hj. Fadhilah (istri KH. Rodhi Sholeh Jakarta), Hj. Khodijah (istri KH. Maddah, pengasuh PP Assuniyah Jember yang juga cucu KH. Nawawi, adik kandung KH. Abdussalam, kakek KH. Sahal.)[4]
Dengan Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh Kyai Sahal Mahfud beliau sangat disegani dan dihormati oleh banyak kalangan masyarakat, terutama di daerah Pati dan sekitarnya. Sebelum seseorang mengenal Kyai Sahal, orang akan mengenalnya sebagai sosok yang biasa-biasa saja. Dengan penampilan yang sederhana orang mengira, beliau sebagai orang biasa yang tidak punya pengetahuan apapun. Namun ternyata pengetahuan dan keilmuan Kyai Sahal sudah diakui. Salah satu contoh, pernah bergabung dengan institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan, yaitu menjadi anggota BPPN3 selama 2 periode yaitu dari tahun 1993-2003. Selain itu juga, Kiyai Sahal adalah pemimpin Pondok Pesantren Maslakul Huda sejak tahun 1963. Ponpes di Kajen Margoyoso, Pati, Jawa Tengah, ini didirikan ayahnya, KH Mahfudz Salam, tahun 1910.[5]
Pada tahun 1969 KH. Sahal Mahfud menikah dengan Dra Hj Nafisah binti KH. Abdul Fatah Hasyim, Pengasuh Pesantren Fathimiyah Tambak Beras Jombang dan berputra Abdul Ghofar Rozin yang sejak sekarang sudah dipersiapkan untuk menggantikan kepemimpinan Kyai Sahal.[6]
Pada tahun 1963 M, KH. Sahal Mahfud mengantikan ayahnya sebagai pemimpin Pondok Pesantren Maslakul Huda Putra Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah. Pondok Pesantern ini didirikan oleh KH Mahfudz Salam pada tahun 1910 M. Sebagai pemimpin Pondok pesantren, Kyai Sahal dikenal sebagai agen of change pemikiran tradisional di kalangan masyarakat nahdiyin. Walaupun, kyai Sahal terlahir dan besar dari kalangan tradisionalis akan tetapi pemikirannya bercorak modernis.
Dalam kehidupan KH. Sahal Mahfud yang paling berperan penting dalam kehidupannya adalah KH. Abdullah Salam yang mendidiknya akan pentingnya ilmu dan tingginya cita-cita. KH. Abdullah Salam tidak pernah mendikte seseorang. Kyai Sahal diberi kebebasan dalam menuntut ilmu dimanapun. Tujuannya agar Kyai Sahal bisa bertanggung jawab pada pilihannya. Apalagi dalam menuntut ilmu Kyai Sahal menentukan adanya target, hal inilah yang menjadi kunci kesuksesan beliau dalam belajar. Ketika belajar di Mathali’ul Falah Kajen Kyai Sahal berkesempatan mendalami nahwu sharaf, di Pondok Pesantren Bendo untuk memperdalam fiqh dan tasawuf, sedangkan sewaktu di Pondok Pesantren Sarang mendalami balaghah dan ushul fiqh.
Memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah (1943-1949), Madrasah Tsanawiyah (1950-1953) Perguruan Islam Mathaliul Falah, Kajen, Pati. Setelah beberapa tahun belajar di lingkungannya sendiri, Kyai Sahal muda nyantri ke Pesantren Bendo, Pare, Kediri, Jawa Timur di bawah asuhan Kiai Muhajir, Selanjutnya tahun 1957-1960 dia belajar di pesantren Sarang, Rembang, di bawah bimbingan Kiai Zubair. Pada pertengahan tahun 1960-an, Kyai Sahal belajar ke Mekah di bawah bimbingan langsung Syaikh Yasin al-Fadani. Sementara itu, pendidikan umumnya hanya diperoleh dari kursus ilmu umum di Kajen (1951-1953).[7]
Di Bendo Kyai Sahal mendalami keilmuan tasawuf dan fiqih termasuk kitab yang dikajinya adalah Ihya Ulumuddin, Mahalli, Fathul Wahab, Fathul Mu’in, Bajuri, Taqrib, Sulamut Taufiq, Sullam Safinah, Sullamul Munajat dan kitab-kitab kecil lainnya. Di samping itu juga aktif mengadakan halaqah- halaqah kecil-kecilan dengan teman yang senior. Sedangkan di Pesantren Sarang Kyai Sahal belajar pada Kyai Zubair tentang ushul fiqih, qawa’id fiqh dan balaghah. Dan kepada Kyai Ahmad beliau mengaji tentang Hikam. Kitab yang dipelajari pada waktu di Sarang antara lain, Jam’ul Jawami dan Uqudul Juman, Tafsir Baidlowi tidak sampai khatam, Lubbabun Nuqul sampai khatam, Manhaju Dzawin Nazhar karangan Syekh Mahfudz At-Tarmasi dan lain-lain.
Kyai Sahal bukan saja seorang ulama yang senantiasa ditunggu fatwanya, atau seorang kiai yang dikelilingi ribuan santri, melainkan juga seorang pemikir yang menulis ratusan risalah (makalah) berbahasa Arab dan Indonesia, dan juga aktivis LSM yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap problem masyarakat kecil di sekelilingnya. Penghargaan yang diterima beliau terkait dengan masyarakat kecil adalah penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam bidang pengembangan ilmu fiqh serta pengembangan pesantren dan masyarakat pada 18 Juni 2003 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

B.     Pemikiran
Pemikiran dan kepribadian kyai Sahal dipengaruhi oleh lingkungan tempat dia tinggal. Karena dia terlahir dari linggkungan pesantren tradisional, maka pemikirannya tidak bisa terlepas dari pandangan dan sudut pandang dari ulama tradisional juga. Kyai Sahal juga dikenal sebagai hafidzul qur’an yang wira’i dan zuhud dengan pengetahuan agama yang mendalam terutama ilmu ushul dan fiqih.
KH. Sahal Mahfud memiliki dua orang guru yang sangat mempengaruhi pemikirannya, mereka adalah: KH. Mahfud (ayahnya sendiri) dan KH. Abdullah Salam (paman). Dari dua tersebut memilki karakteristik pemikiran yang berbeda. Kyai Mahfud memiliki keahlian dalam bidang Fiqih, sedangkan KH. Abdullah Salam seseorang yang mendalami ilmu tasawuf.
Dari segi intelektual, Kyai Sahal sangat dipengaruhi oleh pemikiran Imam Ghazali. Dalam berbagai teori dan pendapat Kyai Sahal banyak mengutip pemikiran dari Imam Ghazali. Selama belajar di Pondok Pesantren Kyai Sahal banyak berinteraksi dengan berbagai orang dari segala lapisan masyarakat baik kalangan orang biasa maupun kalangan elit masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi pemikiran beliau. Selain aktif dilingkungan Pondok Pesantren beliau juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan. Dari pengalaman di dunia pesantren dan organisasi inilah yang kemudian dipadukan oleh Kyai Sahal dalam berbagai pemikiran beliau.
Kyai Sahal adalah seorang pakar fiqih (hukum Islam), yang sejak menjadi santri seolah sudah terprogram untuk menguasai spesifikasi ilmu tertentu yaitu dalam bidang ilmu Ushul Fiqih, Bahasa Arab dan Ilmu Kemasyarakatan. Namun beliau juga mampu memberikan solusi permasalahan umat yang tak hanya terkait dengan tiga bidang tersebut, contohnya dalam bidang kesehatan dan beliau menemukan suatu bagian tersendiri dalam fiqh.
Dalam bidang kesehatan Kyai Sahal mendapat penghargaan dari WHO dengan gagasannya mendirikan taman gizi yang digerakkan para santri untuk menangani anak-anak balita (hampir seperti Posyandu). Selain itu juga mendirikan balai kesehatan yang sekarang berkembang menjadi Rumah Sakit Islam. 
Berbicara tentang karya beliau, pada bagian fiqh beliau menulis seperti Al-Tsamarah al-Hajainiyah yang membicarakan masalah fuqaha, al-Barokatu al- Jumu’ah ini berbicara tentang gramatika Arab. Sedangkan karya Kyai Sahal yang berbentuk tulisan lainnya adalah:[8]
1.         Thariqatal-Hushul ila Ghayahal-Ushul, (Surabaya: Diantarna, 2000)
2.         Pesantren Mencari Makna, (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999)
3.         Al-Bayan al-Mulamma' 'an Alfdz al-Lumd", (Semarang: Thoha Putra, 1999)
4.         Telaah Fikih Sosial, Dialog dengan KH. MA. Sahal Mahfudh, (Semarang: Suara Merdeka, 1997)
5.         Nuansa Fiqh Sosial (Yogyakarta: LKiS, 1994)
6.         Ensiklopedi Ijma' (terjemahan bersama KH. Mustofa Bisri dari kitab Mausu'ah al-Ij ma'). (Jakarta; Pustaka Firdaus, 1987).
7.         Al-Tsamarah al-Hajainiyah, I960 (Nurussalam, t.t)
8.         Luma' al-Hikmah ila Musalsalat al-Muhimmat, (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati).
9.         Al-Faraid al-Ajibah, 1959 (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati)












BAB III
KESIMPULAN
            KH. Sahal Mahfud lahir dari pasangan KH. Mahfud Salam dan Hj. Badi’ah  pada tanggal 17 Desember 1937. Kyai Sahal merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Karena kyai Sahal terlahir dan terdidik dari lingkungan pesantern, maka pemikirannya tidak bisa lepas dari dunia pesantren.
Ada dua faktor yang mempengaruhi pemikiran Kyai Sahal yaitu, yang pertama adalah dari lingkungan keluarganya. Dari lingkungan keluarga yaitu, Kyai Mahfud (ayah) dan KH. Abdullah Salam (paman). Yang kedua dari segi intelektual, Kyai Sahal sangat dipengaruhi oleh pemikiran Imam Ghazali. Dalam berbagai teori Kyai Sahal banyak mengutip pemikiran Imam Ghazali. Ini terjadi kerena kyai Sahal gemar membaca kitab-kitab karangan Imam Ghazali dan seringnya berinteraksi dengan orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda pada saat dia masih menuntut ilmu di Pesantren.



DAFTAR PUSTAKA
Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, terj. Mestika Zed dan Zulfami (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001).
Taufik Abdullah dkk., Manusia dalam Kemelut Sejarah (Jakarta: LP3ES, 1978).
M. Sanusi AH, Mengenang Perjuangan Syeh KH. Mutamakin dari masa ke masa, cet. ke-5 (Pati: Himpunan Siswa Matholiul Falah, 1413 H).
Zamakhsari Dhafi, Tradisi Pesantren (Studi Tantang Pandangan Hidup Kiai), cet. ke-3(Jakarta: LP3ES, 1984).
hlm.27http://www.islam-institute.com/kh-ma-sahal-mahfudz-ulama-komprehensif-dari-pati.html diunduh 23 Desember 2013
http://ahmad-nu.blogspot.com/2011/06/foto-saya-tokoh-panutan-umat-foto-26.html Diunduh 16 Desember 2013




                [1] Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial, terj. Mestika Zed dan Zulfami (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm.69
                [2] Taufik Abdullah dkk., Manusia dalam Kemelut Sejarah (Jakarta: LP3ES, 1978), hlm.4
                [3] M. Sanusi AH, Mengenang Perjuangan Syeh KH. Mutamakin dari masa ke masa, cet. ke-5 (Pati: Himpunan Siswa Matholiul Falah, 1413 H), hlm.27
                [4]http://www.islam-institute.com/kh-ma-sahal-mahfudz-ulama-komprehensif-dari-pati.html diunduh 23 Desember 2013
                [5] http://ahmad-nu.blogspot.com/2011/06/foto-saya-tokoh-panutan-umat-foto-26.html Diunduh 16 Desember 2013
                [6] Zamakhsari Dhafi, Tradisi Pesantren (Studi Tantang Pandangan Hidup Kiai), cet. ke-3(Jakarta: LP3ES, 1984), 61
                [7] http://www.islam-institute.com/kh-ma-sahal-mahfudz-ulama-komprehensif-dari-pati.html diunduh 23 Desember 2013
                [8] http://www.islam-institute.com/kh-ma-sahal-mahfudz-ulama-komprehensif-dari-pati.html diunduh 23 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar