Kamis, 17 April 2014

FILSAFAT SEJARAH
Pengaruh Agama Nasrani (Kristian)


Oleh :
Muhammad Yeni Rahman Wahid
11120087

1.      Pengaruh Idea-idea Agama Nasrani
Ada tiga hal yang menyebabkan kemunduran sejarah bangsa Eropa. Yang pertama terjadi pada abad ke-5 SM, yaitu adanya pendapat bahwa sejarah itu sebagai suatu sains, suatu bentu penyelidikan, dan lotopin. Yang kedua adalah sejarah yang dibentuka akibat adanya revolusioner dari agama Nasrani, hal ini terjadi pada abad ke 4 dan ke 5 M. Agama Nasrani telah menghilangkan dua ide pensejarahan Yunani dan Romawi yang terpenting, yaitu (1) ide yang optimistik tentang sifat manusia, dan (2) ide yang substantialistic tentang entitas yang abadi dan menjadi asas perubahan sejarah.
Salah satu unsur terpenting yang terkandung di dalam pengalaman akhlak yang disuarakan oleh agama Nasrani, yaitu perasaan yang membabi buta dalam melakukan suatu tindakan. Dalam hal ini bukan berarti tindakan yang dilakukan tanpa rencana karena kegagalan manusia untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
Doktrin metafisik substance  didalam filsafat Yunani dan Romawi dilawan oleh doktrin penciptaan dalam agama Nasrani. Menurut doktrin ini tidak ada yanga abadi selain Tuhan, dan setiap yang lain adalah ciptaan Tuhan.
Pemikiran agama Nasrani menimpulkan tiga cara pemikiran sejarah:
a.       Suatu sikap baru terhadap perkembangan sejarah, yang menyatakan bahwa proses sejarah itu adalah perencanaan dari Tuhan dan buka manusia, tujuan Tuhan menjadi tujuan bagi manusia.
b.      Pandangan yang baru terhadap sejarah itu bukan saja membolehkan seseorang melihat tindakan agen-agen sejarah, bahkan keberadaan dan sifat agen-agen sejarah itu sendiri, sebagia pendukung tujuan-tujuan Tuhan dan penting dari segi sejarah.
c.       Kedua penjelasan diatas, menjelaskan konsepsi sejarah yang terpengaruh dari doktrin-doktrin agama Nasrani. Yang ketiga ini didasarkan pada sikap kesarwajagatan agama Nasrani. Bagi agama Narani, semua manusia adalah sam di sisi Tuhan, tidak ada manusia pilihan, tidak ada bangsa yang mempunyai hak atau kelas istiwewa, dan tidak ada masyarakat yang untung nasibnya dari pada yang lain.
2.      Ciri-ciri Pensejarahan Agama Nasrani
Ada sejarah yang ditulis dengan berdasarkan prinsip-prinsip agama Nasrani, yang bersifat sarwajagat (sejarah dunia), ketuhanan, kewahyuan dan mengikuti zaman.
a.       Sejarah Sarwajagat, yang akan bermula dari asal manusia. Dalam hal ini akan menguraikan bagaiman berbagai bangsa manusia itu ada dan mendalami berbagai tempat tinggal yang ada di dunia ini.
b.      Peristiwa-peristiwa sejarah tidak dianggap sebagai hasil dari kepintaran pelakunya, tetapi merupakan usaha Tuhan yang memutuskan peristiwa-peristiwa itu lebig awal lagi.
c.       Berusaha mengecamkan suatu pola yang dapat dipahami dalam peristiwa-peritiwa sejarah, dan khususnya akan memuat sejarah hidup Nabi Isa (A.S).
3.      Pensejarahan Zaman Pertengahan
Pensejarahan pada zaman pertengahan yang memfokuskan perhatiannya kepada pembentukan konsepsi-konsepsi yang merupakan penerusan dari pensejarahan Yunani dan Romawi. Para ahli sejarah pada zaman pertengahan ini masih tergantung pada tradisi untuk mendapatkan fakta-fakta, dan dan tidak mempuyai alat untuk mengkaji dan mengkritik perkembangan tradisi itu. Satu-satunya kritiknya adalah berbentuk pribadi, tidak santifik, dan tidak sistematis.
4.      Ahli-ahli Sejarah Pembaharuan (Renaisance)
Salah satu dari tugas pemikiran Eropa di penghujung zaman pertengahan yang mengasilkan suatu penyesuaian kembali yang baru di bidang pengajian-pengajian sejarah. Sistem-sistem teologi dan falsafah agung telah menyediakan asas bagi menentukan a priori rancangan yang umum tentang sejarah telah tida lagi ditaati. Dengan munculnya zaman pertengahan mereka kembali kepada sudut pandang sejarah yang berdasarkan kemanusiaan, yaitu berdasarkan pandangan-pandangan masa lalu.
5.      Descartes
Pada zaman ini pemikiran berfokus pada persoalan-persoalan sains dan menyisihkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan sejarah. Descartes, telah mebedakan antara puisi, sejarah dan filsafat serta keturunan, tetapi dari keempat pembagian ini hanya filsafat yang dijelaskan. Disini descartes, menjelaskan empat perkara yang patut dijelaskan: (1) Pelarian sejarah: ahli sejarah adalah seorang pengembara, (2) Pyrrhonisme sejarah, kisah-kisah sejarah bukanlah laporan-laporan tentang masa lalu yang boelh dipercayai, (3) Ide sejarah yang antiutilitarian: kisah-kisah yang tidak boleh dipercayai, (4) Sejarah sebagai pembangun khayalan: cara bagaimana ahli-ahli sejarah, walaupun yang pailing baik, memutarbalikan fakta masa lalu dengan mementingkan keagungan dari kebenaran.
6.      Pensejarahan Descartes
Sebenarnya pendapat yang dikemukakan oleh Descartes tidaklah melemahkan semangat para ahli sejarah, bahkan sebaliknya mereka seolah-olah mengangapnya sebagai suatu cabaran, seatu jemputan untuk mencari serta membina metode-metode mereka sendiri. Merekan sendiri telah merasakan puas kerena sejarah kritis itu memang boleh diwujudkan. Para ahli sejarah selanjutnya menemui ahli fisafat dengan membawa ilmu pengetahuan yang baru.
7.      Anti-Ajaran Descartes (i) Vico
Vico bukanlah menolak kebenaran ilmu pengetahuan matematik, tetapi ia membantah teori Descartes terhadap ilmu pengetahuan yang mengimbaskan bahwa tidak ada ilmu pengetahuan yang lain yang boleh diterima. Oleh sebab itu dia menyerang prinsip Descartes yang mengatakan bahwa kriteria kebenaran yaitu ide yang jelas dan tegas. Menurut Vico, dari segi kesananya prinsip tersebut hanyalah merupakan suatu kriteria yang subyektif dan psikologis. Dalam hal ini Vico setuju dengan pendapatnya Hume, yaitu keyakinan itu hanyalah gairah persepsi-persepsi kita.
8.      (ii) Locke, Berkeley, dan Hume
Lucke, adalah aliran yang tidak setuju dengan aliran Descartes, walaupun pada awalnya tidak memiliki hubungan dalam pemikiran sejarah. Pendapat dan pemikiran aliran ini boleh digunakan untuk kepentingan mempelajari sejarah, walaupun dalam segi negatifnya alairan ini ingin memusnahkan pendapat dari aliran Descartes yang menghilangkan sejarah dari ilmu pengetahuan.
Dalam pemikiran alairan Lucke dan Berkeley, sebenarnya tidak memberikan perhatian khusus terhadap persoalan-persoalan dalam pemikiran sejarah. walaupun demikian Lucke menjelaskan pemikiran sejarah yang jelas, dan menjelaskan tentang pemikiran yang antiajran Descartes.
Hume adalah seorang Filsafat. Dia menolak teori kausalitas dan berpendapat bahwa konsepsi kita tentang hubungan sebab-akibat yang didasarkan pada kebiasaan berpikir, bukan dalam persepsi kekuatan kausal di dunia eksternal itu sendiri. Dia membela posisi skeptis bahwa akal manusia secara inheren bertentangan, dan hanya melalui keyakinan alami ditanamkan bahwa kita bisa menavigasi jalan kita melalui kehidupan bersama
9.      Zaman Kesadaran
Zaman kesadaran (Aufklarung) adalah zaman perubahan, pada zaman ini pemikran dan kehidupan akan dirubah pemikiran tentang fanatik keagamaan. Voltaire adalah orang pemimpin perlawanan terhadap agama Nasrani, karena dia menganggap bahwa agama adalah tahayul dan kemunduran ilmu pengetahuan terutama pada sejarah. Voltaire adalah ahli sejarah yang bisa menulis untuk rahib-rahib.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar